BUDAYA JAWA tak bisa lepas dari simbolisme. Ia akan bermuara pada mitos/folklor. James Danandjaja mengartikan folklor sebagai bagian dari budaya turun temurun, baik lisan maupun dengan gerak isyarat atau alat bantu. Di sinilah simbolisme berperan. Ajaran konsep Jawa sebagian besar terdiri atas simbol-simbol yang meliputi pelbagai kajian, seperti agama, pengetahuan, kemasyarakatan, bahasa, kesenian, teknologi, dan sebagainya. Intinya, simbolisme merupakan unsur yang mempengaruhi alam pikiran orang Jawa. Budiono Herusatoto mengamsusikan, simbol dalam budaya Jawa sebagai keadaan pengantara pemahaman terhadap obyek.
Begitu beragamnya simbolisme dalam budaya Jawa membuat kita harus lebih jeli dalam menafsirkannya. Gejala simbolisme dalam sejarah kebudayaan Jawa sudah ada sejak masa Hindu-Buddha hingga masa Islam. Di masa Hindu-Buddha misalnya, kaum pujangga merupakan golongan yang cukup berperan penting dalam menghasilkan karya-karya yang monumental.
Sartono Kartodirjo dalam bukunya Pemikiran dan Perkembangan Historiografi di Indonesia menyebutkan bahwa kaum pujangga bertugas merambah nilai simbolis dari historiografi dan mendukung kekuasaan raja. Meski begitu, aturan tak tertulis ini tidak mengurangi keinginan pujangga untuk memberikan kritikan kepada penguasa lewat karya-karyanya. Banyak pujangga di masa Hindu-Buddha yang menyisipkan kritikannya lewat simbolisasi dalam karya-karyanya.
Dalam banyak hal, orang Jawa membenci sesuatu yang langsung mengenai persoalannya. Orang Jawa biasannya menyampaikan sesuatu dalam bentuk kiasan, ibarat, atau sindiran. Bentuk-bentuk semacam itu juga biasa dikenal dengan sebutan “bentuk-bentuk yang diselubungi”. Adapun “bentuk-bentuk yang diselubungi” tersebut bisa berwujud benda, kata atau kalimat, bahkan pula cerita.
Konsep simbolisasi pada masa Islam juga merupakan metode yang cukup ampuh sebagai cara alternatif dalam proses islamisasi di Jawa. Di masa lampau, tradisi besar Islam yang rasional dan historis ternyata tidak mampu membendung pembentukan mitologi Islam. Yang terjadi, budaya mistik simbolik tetap dipertahankan demi menjamin lancarnya doktrinasi Islam ke Jawa. Contoh yang paling umum adalah pemanfaatan kesenian wayang sebagai media dakwah Islam.
Dicetuskan oleh Sunan Kalijaga, satu di antara sembilan wali yang berperan besar dalam upaya mengislamkan Jawa, wayang kulit menjadi media yang sangat familiar untuk memengaruhi keimanan orang Jawa. Di dalam cerita-cerita wayang, yang merupakan gubahan dari cerita aslinya, juga pencitraan tokoh-tokohnya, banyak sekali terkandung makna-makna simbolis yang menyimpan ajaran Islam. Misalnya adalah pencitraan tokoh-tokoh Punakawan.
Sebagai contoh lain adalah tradisi sekaten, yang hingga kini masih lestari di lingkungan Kraton Yogyakarta dan Surakarta. Dalam sekaten, menurut Kuntowijoyo, kita menemukan simbol dari sangsi-sangsi agama terhadap sistem kekuasaan dengan adanya legitimasi secara simbolis dari masjid terhadap kraton.
Begitu dahsyatnya pengaruh simbolisme ini dalam mewarnai perjalanan sejarah budaya Jawa akhirnya lekang juga oleh perkembangan jaman. Dunia yang semakin modern, sekuler, dan rasional membuat kedudukan simbolisme dalam perikehidupan manusia mulai tergeser, bahkan merangsek menuju kehancuran. Dan ini berimbas fatal pada kadar moral generasi penerus bangsa.
Previous
Posting Lebih BaruNext
Posting Lama.
PALING DIMINATI
-
-- Oleh : Ust. Masaji Antoro (Admin) 1. Wiridan wanita hamil رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ [الفرق...
-
Beberapa tahun yang lalu setelah beredar buku MANTAN KIAI NU MENGGUGAT, terdapat sebuah buku baru hasil kajian generasi NU untuk membuongkar...
-
Menurut fatwa seorang Ulama besar : Asy-Syekh Al Hafidz As-Suyuthi menerangkan bahwa mengadakan peringatan kelahiran Nabi Muhammad Saw, deng...
-
-- Tradisi yang berkembang dikalangan NU, jika ada orang yang meningal, maka akan diadakan acara tahlilan, do’a, dzikir fida dan lain seba...
-
Kumpulan khutbah dalam bahasa Jawa dan bahasa Indonesia lengkap bisa anda dowload disini (24 mb) .... atau di sini juga bisa .... Khutbah N...
-
PERTANYAAN : Assalamu'a laikum sedulur... .... mau tanya tentang syarat menjadi khatib (terutama pada shalat jum'at...
-
PERTANYAAN Puasa mutih, Puasa ngrowot,Puasa patigeni, boleh apa tidak?? Apakah tidak termasuk wishol yang dilarang? JAWABAN Setiap ...
-
Hari Selasa, 11 Jumada Al-Tsaniya h 1235 H atau 1820 M. ‘Abd Al-Latif, seorang kiai di Kampung Senenan, desa Kemayoran, Kecamatan Bangkalan...
-
Banyak orang salah mengartikan makna hadits berikut ini, dengan adanya salah penafsiran tersebut mereka mudah meng haramkan atau mensesatkan...
-
Para Saudara kita dari qabilah Ba'alawy masyhur meyakini bahwasanya para Walisongo adalah saheh sebagai keturunan Nabi Muhammad SAW dari...