Oleh: Jum’an
Faust adalah seorang ilmuwan yang menjual jiwanya kepada setan.Meskipun hanya merupakan fiksi dalam karya sastra (Goethe 1749-1832),
legenda Faust sebenarnyadidasarkan pada tokoh nyata, seorang penyihir
yang hidup di Jerman pada abad ke15. Ia telah belajar bertahun-tahun
tanpa prestasi yang memuaskan, sehinggakehilangan iman dan idealisme.
Dia ingkar kepada Tuhan dan membuat kesepakatanberbahaya dengan Iblis di
mana ia menyerahkan jiwanya pada kutukan abadi denganimbalan memperoleh
kekuasaan dan pengetahuan dalam kehidupan. Legenda ini
telahmenginspirasi banyak penulis besar, musisi, dan seniman lainnya.
Banyak sekalivariasi pada tema dalam teater, musik, film, puisi, seni,
dan sastra. Kini nama"Faust" telah melekat pada citra tokoh yang
berkuasa yang kesombongandan keangkuhannya menyebabkan kehancurannya.
Istilah “Faustian bargain” menunjukpada kesepakatan aib untuk memperoleh
kekuasaan duniawi dengan mengorbankannilai spiritual yang lebih tinggi.
Dr Johann Georg Faustadalah
seorang ahli kimia yang lahir di Jerman pada 1466. Ia
meninggalkanjabatannya sebagai pengajar di Kreuznach setelah menganiaya
beberapa anaklaki-laki di sana. Dia pindah Universitas Heidelberg untuk
belajar, danmemperoleh gelar dalam theology pada 1509, lalu hijrah ke
Polandia untuk mempelajariilmu sihir di Universitas Kraków. Pendeta Martin Luther
yakinbahwa Faust mengikat kesepakatan dengan setan. Setelah itu Faust
muncul diUniversitas Erfurt di Jerman tengah. Dia diusir oleh Pendeta
Katedral Dr Klingekarena menolak untuk bertobat. Ia mengaku telah
menandatangani perjanjiandengan Iblis, dan bahwa ia lebih percaya Iblis
daripada Tuhan. Sementara itukejeniusan serta ketenarannya makin
tersohor. Faust telah meramal dengan tepatbahwa Uskup Franz von Waldeck
akan berhasil merebut kota Münster, dan prediksinyatentang hasil
ekspedisi Philipp von Hutten ke Venezuela terbukti benar. Sekaliketika
berada di penjara, ia berkata kepada pendeta penjara bahwa ia
dapatmenghilangan rambut diwajahnya tanpa pisau cukur asalkan di diberi
sebotolanggur. Setelah sang pendeta menyediakan anggur, Faust memberinya
saleparsenik, yang ketika dicoba bukan hanya rambut, kulit muka pendeta
itupunterkelupas. Faust meninggal pada 1540. Dalam legenda dikatakan ia
mati mengerikan,Iblis telah mencabik-cabik tubuhnya, membuangnya keatas
kotoran dan matanyaterpaku di tembok.
Perjanjian
dengan iblis untuk memperoleh kekayaan dengantebusan jiwa adalah yang
di Jawa disebut upaya nyupang atau pesugihan. Jika Faustmenjual jiwanya
untuk memperoleh kekuasaan dan pengetahuan tak-terbatas (meskisetan
hanya memberinya sedikit) dan tidak melibatkan nyawa orang lain
sebagaitebusan, penganut ilmu pesugihan biasanya hanya menuntut kekayaan
berupa harta,dan mengorbankan jiwanya serta nyawa anak-anak atau
anggota keluarga lainnya. DiKlaten (Jateng) ada ilmu pesugihan yang disebut “bulus jimbung”. Pelakunya
selain menjadi kaya dalamwaktu singkat dan misterius, badannya ditandai
belang-belang yang makin lamamakin menjalar. Ia juga harus merelakan
anaknya meninggal tiap tahun, atauorang lain serumah yang dipelihara
sebagai tumbal. Konon roh pelakunya akanberubah menjadi “kura-kura
belang”. Lokasi untuk membuat kesepakatan nista iniada di Desa Jimbung,
Kalikotes, Kabupaten Klaten. Tempat-tempat menuntutpesugihan yang lain
misalnya Gunung Kemukus Sragen Jawa Tengah, Gunung KawiJawa
Timur, Parangtritis Yogyakarta serta Gunung Gede Cibodas JawaBarat.
Orang
Jawa yang santun dan andap-asor maupun orangAmerika yang gagah perkasa
dapat sama-sama musyriknya, menjual jiwanya kepadasetan, rela masuk
neraka abadi. Bukan sekedar dalam arti kiasan tetapi nyatademi kekayaan,
kekuasaan, ketenaran dan kenikmatan hidup didunia. Dengan tumbaldan
teknik yang sedikit berbeda, dalam era masa kini, Faustian bargain
ataupunbudaya pesugihan nampaknya juga ditempuh oleh banyak politisi,
penguasa maupunpengusaha. Mereka mengorbankan kepentingan rakyat untuk
ambisi pribadi, mencuriuang negara untuk kampanye, korupsi untuk
kemenangan partai. Para pengusahamenyengsarakan karyawannya dan
mengemplang pajak untuk menebalkan kantongmereka. Semua tidak jauh
berbeda dari perilaku Faust atau Pesugihan BulusJimbung yang musyrik itu
bukan?
Links lihat di :
