Oleh: Jum’an
Nadia mempunyai enam saudara kandung:
dua laki-laki danempat perempuan yang semuanya sudah berkeluarga. Ia
mempunyai dua orang anak, enamsaudaranya yang lain masing-masing juga
mempunyai dua atau tiga anak, sedangkanseorang saudara perempuan lainnya
memilih menjadi wanita karir, hampir berakhirmasa suburnya belum juga
mau menikah. Begitulah Nadia hanya melahirkan dua anaksementara ibunya
melahirkan 7 anak; suatu penurunan angka kelahiran yang tajam.Akibatnya
Nadia banyak saudara tetapi miskin anak. Mungkin bukan hanya
keluargaNadia tetapi banyak juga keluarga kita yang bernasib sama,
bahkan merupakantrend nasional sebagai dampakkeberhasilan keluarga
berencana yang kita banggakan. Salah seorang karyawatidikantor saya yang
dua kali hamil berturut-turut dalam waktu tidak lama, menjadicemoohan
sinis dalam bisik-bisik diantara kami. Mau dikasih makan apa?
Menyemaibenih pengemis, ejek yang lainnya.
Menurut laporan terbaru Komisi Pusat Perencanaan Maroko,trend tingkat kelahiran di Maroko telah menurunsecara
dramatis dari 4.5 anak per-wanita pada 1987 turun menjadi
hanyaseperohnya yaitu 2.4 anak per-wanita pada 2010. Di Turki tingkat
kelahiran saatini hanya 1,5 anak per-wanita, turun dari 6,5 anak
per-wanita satu generasisebelumnya, jauh dibawah angka kesimbangan untuk
regenerasi. Kesuburan wanita Iran, hanya dalam satu generasi telahmenurun hampir 6 anak per-wanita
dari 7,5 menjadi hanya 1,5anak per-wanita. Disana kebanyakan orang
mempunyai 6 atau 7 saudara tetapihanya memiliki 1 atau 2 anak saja.
Orang Arab diwilayah Yudea dan Samaria generasi yang lalu mempunyai
rata-rata 8 anak, sementara sekaranghanya 3, sama dengan tingkat
kesuburan orang Israel. Di Pakistan kesuburanmenurun lebih dari 3 anak
per-wanita. Sedangkan di Mesir dan Indonesia menurun4 anak per-wanita
(mungkin dari 7 manjadi 3 seperti di keluarga Nadia).
Data angka penurunan kelahiran diatas dimuat dalam buku David Goldman “How Civilization Die” 2011
yang lalu. Goldman adalah seorang penulisYahudi Amerika pendukung
Israel tulen yang opini dan analisanya dapat kitaduga. Buku ini membahas
tentang runtuhnya demografi, angka kelahiran yangmenurun secara
dramatis dan meningkatnya populasi lanjut usia, tidak hanya diEropah
tetapi, diluar kesadaran kita, juga di banyak dunia Muslim. Terlepasdari
analisa dan opini penulisnya yang anti Islam, fakta tentang penurunan
angka kelahiran dibeberapa negara Islam diatas sungguh mengagetkan dan
menakutkan. Banyak negara-negaraIslam yang tingkat kelahiran penduduknya
menurun hampir serendah negara-negaraEropah. Akibat runtuhnya tingkat
kelahiran, sebagian besar Eropah sekarang “beradapada jalur sengaja
menuju kepunahan”. Eropah, meskipun dalam kemunduran mungkinmemiliki
sumber daya untuk mendukung populasi yang menua. Tetapi
negara-negaraIslam yang miskin, populasi yang menua berarti sebuah
peradaban diambangkehancuran. Penyusutan populasi bukanlah kabar baik
seperti pendapat beberapa pengamat.Tanpaorang muda yang cukup untuk
mempertahankan tingkat produksi dan mendukungpenduduk usia lanjut yang
makin banyak, penurunan angka kelahiran menimbulkanancaman terhadap
stabilitas dunia yang lebih mengerikan dari skenario kiamatyang
disebabkan ledakan penduduk
Menurut Goldman orang-orang
yang beriman memiliki lebih banyakanak dan orang-orang sekuler memiliki
sedikit atau tidak sama sekali sehinggapara pengamat liberal merasa
ketakutan bahwa kelak dunia akan diwarisi olehmereka. Memang benar
bahwa kelahiran dinegara Muslim jauh melebihi angkakelahiran di Barat,
tapi sebagian besar dunia Islam menyusul krisis demografiBarat dengan
kecepatan yang mengejutkan. Negara-negara muslim terpelajar sepertiIran,
Turki, Aljazair, Tunisia dll, angka kelahirannya menurun dibawah
tingkatkestabilan. Goldman berpendapat bahwa peradaban tanpa keyakinan
agama yang kuatakan kehilangan keinginan untuk berkembang biak.
Menurutnya orang bertahanhidup ketika hidup mereka ditopang oleh makna
yang mengatasi kematian baikmelalui keyakinan tetang hidup yang kekal
ataupun keyakinan atas kelestarianbudaya mereka. Ketika sumber makna itu
layu, orang merangkul kematian melaluikeengganan membiak, nafsu dan
perang. Mereka berhenti memiliki anak,mengkusamkan indra mereka dengan
alkohol dan obat obatan, menjadi sedih dan terlalusering mengabaikan
diri sendiri.
Kisah punahnya suatu peradaban (seperti kaumAd dan Tsamud)
yang hidup pada abad ke 20 dan abad 8 sebelumMasehi banyak
disebut-sebut dalam Alqur’an. Bahkan dalam surat Al-Maaidah ayat54 dan
surat Muhammad ayat 38 Allah mengingatkan orang-orang yang
beriman,apabila mereka berpaling, akan digantikan dengan ummat yang
baru, yang lebihcinta kepada Allah dan dicintai Allah. David Goldman
melihat tanda-tanda kearahitu, bukan saja bagi umat Islam tetapi juga
umat-umat dan peradaban yang lain.Wallohu a’lam ……………
(Karena FB tidak memungkinkan menaruh link, referensi ada di :