Bismillahirrohmaanirrohiim

Ijtihad bukan jihad dalam memilih pemimpin

oleh Najih Abdul Hamid 

Jika salah satu dari dua ember yang berisi air ini terkena najis, sedangkan kamu dan temanmu yang sama sama hendak sholat tidak menyepakati mana ember yang airnya suci dan mana yang airnya najis, maka :

1. Kamu dan temanmu harus ijtihad, mencari indikasi indikasi untuk menemukan mana air yang akan digunakan wudhu.

2. Jika kamu yakin ember biru suci dan ember merah najis, maka kamu wajib berwudhu dari ember biru. Haram hukumnya bagimu menggunakan air pada ember merah.

3. Sebaliknya temanmu wajib berwudhu menggunakan air dari ember merah. Haram bagi dia menggunakan air di ember biru untuk bersuci atau minum.

4. Kamu dan temanmu tidak boleh saling memaksakan pilihan, tidak boleh menyepakati untuk memilih ember yang sama, bahkan tidak boleh shalat berjamaah, sebab ketika kamu menjadi imam maka shalatmu sah namun shalat temanmu tidak sah karena dia bermakmum kepada orang yang wudhu dengan air najis menurut keyakinan dia, dan ketika kamu memilih menjadi makmum maka shalatmu tidak sah karena menurut keyakinanmu imam berwudhu dengan air najis.

5. Jika ditarik pada ijtihad politik, maka hal terpenting bukan siapa orang yang kamu pilih, bukan siapa yang harus dimenangkan, tetapi apakah pilihan kamu adalah orang yang kamu yakini terbaik ????

Haram hukumnya kamu ikut ikutan memilih orang yang belum kamu yakini terbaik, hanya karena trend, atau arahan dari organisasi, apalagi bansos sembako.

Ijtihad dulu cari tahu trackrecord masing masing calon, program program kedepan yang ditawarkan, baru tentukan pilihanmu berdasarkan data ijtihad. Jika benar maka kamu dapat dua pahala jika salah dapat satu pahala. Jangan memilih dulu baru mencari seribu alasan untuk menguatkan, sebab masing masing calon jika dicari sisi kebaikannya pasti ada dan jika dicari kekurangannya pasti ada. Baik belum tentu terbaik, buruk belum tentu terburuk.

Akhirnya, saya Najih Ibn Abdil Hameed katakan :
"Pilihan kita tidak harus sama, tetapi prinsip memilih kita harus sama : ambil yang kita yakini terbaik, hindari yang terburuk, karena di akhirat kita tidak akan ditanya kenapa jagoanmu kalah, kita hanya akan ditanya kenapa kamu mendustai hati nuranimu"


.

PALING DIMINATI

Back To Top