Bismillahirrohmaanirrohiim

Syaikh Ahmad Khatib Minangkabau

PENTING DIKETAHUI

Penting diketahui oleh kita generasi muda, yang baru mengenal Syaikh Ahmad Khatib Minangkabau dan segala kebesarannya, bahwa  jika disebut Syaikh Ahmad Khatib sebagai imam besar di Mesjidil Haram jangan berpikiran beliau imam satu-satunya, atau imam besar sebuah mesjid yang kita kenal hari ini. Jadi begini ceritanya. Di Mesjidil Haram ketika itu, pas waktu solat ada 4 tempat imam solat. Artinya sekali waktu solat datang, empat posisi imam dengan empat imam. Kenapa? Karena waktu itu setiap imam itu mewakili mazhab yang empat. Ada imam solat utk jamaah mazhab Hanafi. Ada imam solat untuk jamaah Mazhab Maliki. Ada imam solat untuk jamaah Mazhab Syafi'i. Dan ada imam solat untuk Mazhab Hanbali. Sehingga masing-masing imam punya maqam (tempat imam) sendiri. Ada maqamnya Imam Hanafi, dst. Dan Syaikh Ahmad Khatib posisinya adalah salah satu imam dari beberapa imam di maqam (tempat imam) mazhab syafi'i di salah satu sudut ka'bah, dimana beliau beganti-gantian dengan imam yang lain, serta mengimami pada waktu-waktu tertentu. Dan beliau adalah salah satu khatib dari beberapa khatib untuk mazhab Syafi'i pas waktu Jum'at. Beda dengan sekarang, di Mesjidil Haram hanya satu imam, untuk lintas mazhab. Dulu dak seperti itu. Maksudnya apa, tidak perlu terlalu euforia menyebut imam besar, sebab kenyataannya beliau salah satu imam (maksudnya imam solat) dari beberapa imam untuk maqam Syafi'iyyah, sedangkan jumlah maqam itu empat sesuai dengan empat mazhab mu'tabar.

Kemudian apakah hanya Syekh Ahmad Khatib saja ulama Minang yang mengajar di Mekkah? Jawabnya tidak. Banyak ulama besar yang mengajar di Mekkah. Yang terbesar, yang namanya jarang disebut generasi muda, dan kealimannya diakui ialah Syekh Isma'il al-Minangkabawi al-Makki, ulama besar di Mekkah abad 19, berasal dari Simabur, Batusangkar. Beliau alim lautan ilmu. Reputasinya diperhitungkan. Cuma beliau pernah dikritik oleh Habib Usman Betawi, teman Snouck Hurgronye. 

Yang menarik dari Syaikh Ahmad Khatib lainnya ialah karangan beliau, yang berjumlah lebih 40-an tersebut. Tidak seperti Syekh Nawawi Banten, yang karya-karyanya dijadikan kitab daras di pondok dan tersebar luas, karya Syekh Ahmad Khatib tidak seperti itu. Hanya al-Nafahat, Hasyiyah Waraqat, yang masih dicetak luas. Tidak pula saya mendapati ada pesantren yang mengajarkannya, sebab kurikulum di pondok, terutama di Minang, memakai hasyiyah yang ditulis oleh al-Dumyati. Apakah muatan karya Syaikh Ahmad Khatib kebanyakan bernada polemik? Seperti polemik harta warisan, polemik soal tarekat, polemik arah kiblat, dan lain-lain. Wallahu a'lam.

Satu lagi, yang perlu diketahui oleh generasi muda, bahwa Syekh Ahmad Khatib Minangkabau itu adalah sufi, pengamal dan mursyid Tarekat Khalwatiyah. Jika ada orang yang menulis tabaqat sufi Minangkabau, maka nama Syekh Ahmad Khatib patut dimasukkan dalam kitab itu. Maka jangan diseret nama beliau sebagai anti tarekat sufi.

Foto: Kitab Muqaddimah Kubra yang ditulis oleh Maulana Syekh Isma'il al-Khalidi al-Minangkabawi al-Makki


.

PALING DIMINATI

Back To Top