Bismillahirrohmaanirrohiim

RAHASIA 40 HARI

Oleh Apria Putra


Empat puluh adalah bilang sempurna. Bila umur, 40 adalah kedewasaan; kondisi jiwa mulai menetapi stabil dan karakter terbentuk kokoh. Bila pada psikologi, mengubah sesuatu kebiasaan perlu perjuangan 40 hari. Menghafal, bila 40 kali diulang, biasanya menetap dalam ingatan. Dalam ibadah, 40 hari bisa mendatangkan anwar dan asrar, sebagai termaktub dalam hadits.

Suluk, riyadah/karantina ibadah, juga 40 hari. Harapannya agar terbentuk kebiasaan ibadah; tetap ingatan kepada Allah, dan terbuka futuh dalam ikhtiar taqarrub pada Allah. Suluk dalam Tarekat Naqsyabandiyah ialah ibarat rumah sekolah, tempat jiwa ditempa, nafsu diikat, dan fikiran diarahkan kepada Khaliq. Suluk dalam pengertian lain disebut khalwat, yaitu bersunyi-sunyi diri dengan Allah Ta'ala.

Bagi saya suluk adalah kegembiraan dan kebahagiaan di bulan Ramadhan. Kebagiaan orang yang suluk tidak sebanding dengan kebahagian dunia. Bila yang lain asyik dengan dunia, mengejar makanan berbuka, orang suluk mengejar wusul pada Allah. Bila yang lain jalan-jalan sore sambil menunggu berbuka, orang suluk berjalan dari syahadah ke ghaib, dari fana ke baqa, menunggu faidh limpahan karunia. Bila orang lain berpuasa merasa senang dengan baju baru, orang suluk memperbaharui jendela batin. Bila orang-orang berhari raya dengan dunia-dunia, orang suluk berhari raya dengan Allah. Hidangannya zikir, minumannya mabuk dalam maqam jamak, dan siumannya ialah zhahir pada posisi firaq. 

Kebahagiaan suluk/khalwat adalah nikmat Allah di atas dunia, yang mahal harganya. Sehingga saya teringat dengan salah satu nazham orang Banjar:

Allah jadikan serba empat,
Syari'at tarekat hakikat ma'rifat, 
Menjadi satu dalam khalwat,
Rasa nyaman tiada tersurat.

Catt: Kebahagiaan suluk diperdapat di bawah bimbingan mursyid yang kamil. Sedangkan mursyid yang kamil susah didapat, apalagi zaman sekarang, dimaka "kaji" dihamburkan saja di depan khalayak seperti kacang goreng.


.

PALING DIMINATI

Back To Top