Abul Laits Assamarqandi meriwayatkan dengan sanadnya dari Abdullah bin Mas'ud r.a. berkata bahawa Nabi Muhammad s.a.w. bersabda: "Biasakan kamu berkata benar kerana kebenaran itu menuntun kepada kebaikan dan kebaikan itu menuntun kesyurga, dan seseorang itu selalu berkata benar sehingga dicatat disisi Allah s.w.t. sebagai sdiddiq dan awaslah kamu dari dusta kerana dusta itu menuntun kepada lacur (kejahatan) dan kejahatan itu menuntun kedalam neraka dan seseorang itu biasa berdusta sehingga dicatat disisi Allah s.w.t. sebagai pendusta."
Abul Laits meriwayatkan dengan sanadnya dari Abdullah bin Mas'ud r.a. berkata: "kamu anggap orang itu munafiq dengan tiga tanda iaitu:
Jika berkata ia berdusta
Bila berjanji ia mungkiri
Jika berjanji sumpah ia langgar
Abul Laits meriwayatkan dengan sanadnya dari Malik berkata: "ketika Luqmanul-Hakim ditanya: "Apakah sebab sehingga kamu dapat mencapai kedudukanmu itu?" Jawab Luqman: "Dengan benar dalam berkata-kata dan menunaikan amanat dan meninggalkan apa yang bukan kepentinganku."
Abul Laits meriwayatkan dengan sanadnya dari Shafwan bin Sulaim berkata Rasulullah s.a.w. ditanya: "Apakah orang mukmin yang dapat menjadi penakut?" Jawab Rasulullah s.a.w.: "Ya." Ditanya pula: "Apakah mungkin seorang mukmin itu pendusta?" Jawab Rasulullah s.a.w.: "Tidak."
Abul Laits meriwayatkan dengan sanadnya dari Ubadah bin Ashshamit r.a. berkata Rasulullah s.a.w. ditanya: "Jagalah enam macam untuk dirimu sendiri, saya dapat menjamin untukmu syurga. Enam perkara itu ialah:
Benar-benarlah jika berkata-kata
Tepatilah jika berjanji
Tunaikan amanat (Kembalikan jika diamati)
Jagalah kemaluanmu
Pejamkan matamu
Jagalah tanganmu
Abul Laits berkata Rasulullah s.a.w. telah mengumpulkan atau menyimpulkan semua kebaikan dalam enam macam tersebut iaitu
Berkata benar dan ia meliputi ucapan Tauhid iaitu benar-benar setelah mengucap dua kalimah syahadah, benar terhadap Allah s.w.t. dan juga terhadap manusia
Menepati janji baik terhadap Allah s.w.t. atau terhadap sesama manusia
Menunaikan amanat, amanat dari Allah s.w.t. merupakan kewajipan-kewajipan yang diwajibkan atas semua hamba dan amanat dari sesama munusia iaitu perkataan atau anak atau harta atau kehormatan
Menjaga kemaluan dari semua yang syubhat dan haram dan memelihara jangan terlihat orang lain sebab Rasulullah s.a.w. telah mengutuk orang yang melihat dan yang dilihat (kemaluan)
Pejamkan matamu dari aurat sesama manusia atau kecantikan wanita yang haram dilihatnya dan jangan membelalak kedunia, sebagaimana ayat (Yang berbunyi): "Wala tamuddanna linaftinahum fihi." (Yang bermaksud): "Dan jangan membelalakkan matamu kepada apa yang Kami beri perlengkapan mereka dari dunia untuk Kami uji mereka dengan kemewahan itu.
Dan yang terakhir jagalah tanganmu dari segala yang haram, baik berupa harta atau lain-lainnya
Hudzaifah bin Alyaman r.a. berkata: "Dahulu dimasa Rasulullah s.a.w., adakalanya seseorang mengucapkan sepatah kata dapat menjadi munafiq dan kini saya mendengar kalimat itu keluar dari kamu dalam sehari sepuluh kali (Yakni kamu tidak hirau terhadap kalimat itu dan menganggap remeh) iaitu seperti berdusta yang telah dijelaskan bahawa itu tanda munafiq.
Maka seharusnya seorang muslim menjaga dirinya dari tanda-tanda munafiq sebab seorang yang telah biasa berdusta pasti dianggap pendusta dan munafiq. Ia dibebani dosa-dosa orang yang meniru perbuatannya. Abul Laits dari Abu Manshur bin Abdullah Alfaraidhi meriwayatkan dengan sanadnya dari Samurah bin Jundub r.a. berkata: Biasa Rasulullah s.a.w. jika selesai sembahyang sebuh menghadap kepada kami (para sahabat) dan bertanya: "Apakah ada diantara kamu semalam yang bermimpi?" Lalu siapa yang bermimpi akan menceritakan mimpinya kepada Rasulullah s.a.w. Pada suatu hari Rasulullah s.a.w. bertanya: "Apakah ada diantara kamu yang bermimpi?" Jawab kami: "Tidak ada." Lalu Rasulullah s.a.w. bersabda: "Tetapi saya sendiri semalam bermimpi didatangi oleh dua orang yang menuntun tanganku dan mengajak saya pergi sehingga sampai kelapangan yang datar, lalu kelihatan seorang berbaring sedang yang satu berdiri sambil memegang batu besar yang dipukulkan kekepala orang yang sedang berbaring itu sehingga hancur remuk kepalanya dan menggelundung batunya, lalu diambil kembali batu itu dan kembali kepada orang yang berbaring itu, sedang kepalanya telah sembuh kembali lalu dipukul lagi." Saya berkata: "Subhanallah, apakah ini?" Tetapi orang itu berkata: "Ayuh jalan terus." Maka bertemu orang yang terlentang sedang yang satunya berdiri dengan bantolan besi ditangannya yang digunakan untuk merobek pipinya dan ditarik sampai kebelakang, kemudian yang sebelah kiri dan kembali lagi kekanan setelah kembali biasa, lalu dirobeknya kembali dan begitu seterusnya." Saya berkata: "Subhanallah, apakah itu?" Kedua orang itu mengajak saya terus berjalan sehingga melihat bangunan yang atasnya seperti dapur sedang bagian bawahnya luas, ketika saya melihat, tiba-tiba didalamnya campur lelaki perempuan, maka bila terasa ada wap api dari bawah, mereka naik kemudian jika sudah merasa berkurangan turun kembali, dan bila datang api itu mereka menjerit dan naik kembali sehingga hampir keluar, kemudian jika merasa sudah padam kembali kebawah. Saya pun berkata: "Subhanallah, apakah ini?" Dan kedua orang itu berkata: " Ayuh jalan terus sehingga bertemu dengan sungai yang berair merah bagaikan darah sedang didalam sungai ada orang berenang, dan yang satu ditepi sungai mengumpulkan batu-batu, apabila yang berenang itu datang membuka mulutnya lalu dimasukkan kedalam mulutnya batu itu, lalu kembali berenang ketengah-tengah kemudian kembali dimakani batu-batu itu. Saya berkata: "Subhanallah, apakah itu?" Jawab keduanya: "Berjalan terus sehingga bertemu dengan seorang yang disekitarnya api besar, dan ia mengobar-ngobarnya. Saya berkata: "Subhanallah, apakah itu?" Kedua orang itu berkata: "Ayuh berjalan terus sehingga bertemu dengan kebun yang penuh buah dan bunga, dan disana ada orang yang agak tinggi dan disekitar orang itu anak-anak yang banyak sekali, saya pun berkata: "Subhanallah, apakah itu?" Kedua orang itu berkata: "Ayuh berjalan terus." Maka kami berjalan sehingga bertemu dengan pohon beringin yang besar tidak ada yang lebih baik daripadanya maka kami naik diatasnya, tiba-tiba ada kota terbangun dari batu emas dan perak, maka kami ketuk pintu kota itu sehingga terbuka, maka kami masuk, maka segera dikeluarkan oleh kedua orang itu dan dimasukkan kegedung yang lebih indah, lebih baik, dan ketika mata saya melihat keatas terlihat gedung putih bagaikan kaca, lalu diberitahu: "Itu rumahmu." Saya bertanya: "Dapatkah saya masuk kesana?" Jawab keduanya: "Sekrang belum dapat dan kelak pasti dapat engkau masuk kedalamnya." Lalu saya berkata: "Ini malam saya melihat yang ajaib-ajaib, maka apakah ertinya semua itu?" Jawab keduanya: "Adapun orang yang dipukul kepalanya dengan batu maka itu orang yang mengerti al-quran lalu mengabaikannya dan tidak sembahyang fardhu. Ada pun yang dirobek pipinya sampai kebelakang maka itu orang yang membawa berita bohong sehingga tersebar kemana-mana. Adapun orang-orang yang campur lelaki perempuan dalam dapur api itu, maka mereka pelacur lelaki perempuan. Adapun yang berenang dalam sungai darah maka mereka adalah pemakan riba. Adapun orang yang dikelilingi api maka itu malaikat Malik penjaga neraka, adapun orang yang tinggi didalam kebun maka itu Nabi Ibrahim a.s. dan anak-anak itu ialah anak-anak kecil yang mati dalam fitrah. Adapun rumah yang pertama maka itu untuk umum orang-orang mukminin, adapun yang satunya maka itu tempat orang-orang yang mati syahid, dan saya, Jibril dan Mikail maka ada orang yang bertanya: "Dan anak-anaknya orang musyrikin?" Jawabnya: "Dan anak-anaknya orang musyrikin juga ditempat Nabi Ibrahim a.s tetapi mengenai anak-anak orang musyrikin maka beritanya macam-macam." Ada yang berpendapat: "Menjadi pelayan ahli syurga, dan sebahagian juga masuk neraka."
Abul Laits meriwayatkan dengan sanadnya dari Abdullah bin Mas'ud r.a. berkata: "Sebenar-benar keterangan ialah kitab Allah s.w.t. dan semulia-mulianya perkataan ialah dzikrullah, dan sebusuk-busuk buta ialah buta hati dan yang sederhana mencukupi lebih baik daripada yang banyak dan melupakan, dan sejahat-jahat kemenyesesalan ialah menyesal hari kiamat, dan sebaik-baik kekayaan ialah kaya hati, dan sebaik-baik bekal ialah bekal taqwa. Dan khamar (arak) itu menghimpunkan segala dosa dan wanita perangkap syaitan dan kepemudaan itu sebahagian itu dari gila, dan sebusuk-busuk penghasilan ialah riba. Dan sebesar-besar dosa ialah lidah pendusta."
Abul Laits meriwayatkan dengan sanadnya dari Sufyian bin Abi Hushin berkata: "Nabi Muhammad s.a.w. bersabda: "Dusta itu tidak baik kecuali dalam tiga macam iaitu:
Didalam perang
Seorang yang akan mendamaikan antara dua orang
Untuk memperbaiki isterinya
Juga Allah s.w.t. telah mencela pendusta dan mengutuk mereka dalam firmanNya (Yang berbunyi): "Qutilal kharraa shuun." (Yang bermaksud): "Sungguh celaka orang-orang tukang dusta." Ayat yang lain pula (Berbunyi): "Waman adhlamu mimmaniffara alallahil kadziba wahuwa yud'a ilal islam wallahu laa yahdil qaumadh dhalimin." (Yang bermaksud): "Dan tiada yang lebih kejam (zalim) dari orang yang membuat dusta atas nama Allah, padahal ia dipanggil supaya mengikuti tuntutan Islam dan Allah tidak akan memberi hidayat pada orang-orang zalim."