Siapa yang menanam kebaikan ia bakal memetik buah manis kebaikan yang melimpah.Dan siapa yang menanam pohon kejahatan, tidaklah jatuh buahnya kecuali kepada dirinya sendiri.
Jika kita tahu nanti kiamat, atau besok kiamat, atau minggu depan kiamat, apa kira-kira yang akan kita lakukan ? Pasti di antara kita ada yang menjawab saya akan shalat terus. Saya akan berpuasa. Saya membaca tahlil terus. Saya membaca Al-Qur’an. Sekitar itulah kira-kira jawaban kebanyakan diantara kita.
Jawaban itu bukan tidak benar,tidak juga salah, dan tidak boleh juga diremehkan. Tetapi yang tidak boleh adalah, bila jawaban itu mempersempit makna ibadah dan bekal yang seharusnya di bawa keakhirat hanya sekitar amalan itu. Mengapa…?
Rasulullah Saw, bersabda:
“Jika hari kiamat datang, sementara ditangan salah seorang di antara kamu adalah benih (biji), bila ia sempat menanamnya sebelum terjadi kiamat itu, maka hendaklah ia menanamnya.”(HR.Ahmad).
Pasti sangat mengejutkan. Nanti atau besok kiamat tapi kita masih diperintahkan untuk menanam tanaman. Untuk apa?
Pertama: Tentu saja bahwa ibadah itu bukan hanya shalat,puasa, dan sejenisnya yang dikenal sebagai ibadah mahdlol (ritual). Tetapi bercocok tanam, berdagang,dan sejenisnya ; usaha untuk mencari rezeki adalah ibadah yang juga berpahala sebagai bekal hidup diakhirat, bukan hanya untuk hidup didunia.
Kedua: Kita di ajari akar selalu optimis, tidak mudah pesimis. Kebaikan apapun yang kita tanam, pasti akan tumbuh dan pada gilirannya insya Allah berbuah.
Ketiga: Kita tidak boleh menyia-nyiakan waktu dan kesempatan, sesempit dan sekecil apapun. Meski besok kiamat, dan meski hanya satu biji benih di tangan kita, waktu itu harus kita manfaatkan, dan biji itu harus kita tanam, jangan di buang percuma.
Keempat: Kita diajari agar kita punya semangat kerja yang tak pernah patah. Meski besok kiamat kita harus tetap bekerja, Meski hanya sebutur benih yang kita miliki, tidak boleh menjadi alasan bagi kita untuk berkata tidak ada guna. Prestasi gemilang, biasanya lahir karena desakan kesempatan yang sempit dan sulit. Segala yang besar berasal dari sesuatu yang kecil. “Katakanlah: ‘Bekerjalah kamu, maka Allah akan melihat kerjamu itu, Rasul-Nya, dan juga orang-orang yang beriman. Kemudian kamu dikembalikan kepada alam gaib dan alam nyata, lalu kamu tunjukan terhada apa yang telah kamu kerjakan.’ (At aubah: 105)
Kelima: Orang yang tidak bekerja hanya dengan mengukur sepanjang usianya saja, sekaligus hanya untuk target dunia semata. Orang harus bekerja dengan orientasi yang luas dan panjang. Untuk dirinya, untuk anak cucu, dan juga untuk kemaslahatan umat manusia. Dengan target bukan semata untuk dipetik didunia, tetapi juga kehidupan yang lebih panjang yaitu di Akhirat. Ingat,”Akhirat lebih baik dan lebih kekal dari pada dunia” (Al-A’la: 17).
Jadi kita harus tetap bekerja,menanam kebaikan dan beramal sekecil apa pun, meski besok kiamat. Selama nyawa masih dikandung badan, selama kesempatan masih ada, rajin –rajinlah kita menanam kebaikan…
Semoga bermanfaat….
Previous
Posting Lebih BaruNext
Posting Lama.
PALING DIMINATI
-
-- Oleh : Ust. Masaji Antoro (Admin) 1. Wiridan wanita hamil رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ [الفرق...
-
Beberapa tahun yang lalu setelah beredar buku MANTAN KIAI NU MENGGUGAT, terdapat sebuah buku baru hasil kajian generasi NU untuk membuongkar...
-
Menurut fatwa seorang Ulama besar : Asy-Syekh Al Hafidz As-Suyuthi menerangkan bahwa mengadakan peringatan kelahiran Nabi Muhammad Saw, deng...
-
-- Tradisi yang berkembang dikalangan NU, jika ada orang yang meningal, maka akan diadakan acara tahlilan, do’a, dzikir fida dan lain seba...
-
Kumpulan khutbah dalam bahasa Jawa dan bahasa Indonesia lengkap bisa anda dowload disini (24 mb) .... atau di sini juga bisa .... Khutbah N...
-
PERTANYAAN : Assalamu'a laikum sedulur... .... mau tanya tentang syarat menjadi khatib (terutama pada shalat jum'at...
-
PERTANYAAN Puasa mutih, Puasa ngrowot,Puasa patigeni, boleh apa tidak?? Apakah tidak termasuk wishol yang dilarang? JAWABAN Setiap ...
-
Hari Selasa, 11 Jumada Al-Tsaniya h 1235 H atau 1820 M. ‘Abd Al-Latif, seorang kiai di Kampung Senenan, desa Kemayoran, Kecamatan Bangkalan...
-
Banyak orang salah mengartikan makna hadits berikut ini, dengan adanya salah penafsiran tersebut mereka mudah meng haramkan atau mensesatkan...
-
Para Saudara kita dari qabilah Ba'alawy masyhur meyakini bahwasanya para Walisongo adalah saheh sebagai keturunan Nabi Muhammad SAW dari...