Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya. Sesungguhnya beruntunglah orang yang menyucikan jiwa itu, dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.
(Q.S. Asy Syams)
Pertanya’an2 yg Seharusnya Tidak di lontarkan oleh hamba Alloh yg Kuat keyakinan imannya :
Untuk apa Alloh menciptakan manusia???
Untuk apa manusia hidup di dunia???
Kenapa Tuhan menciptakan buah khuldi???
Kenapa pula kemudian buah khuldi itu ditempatkan di surga bersama Adam dan Hawa???
Juga kenapa Adam dan Hawa tidak boleh memakan buah khuldi tersebut???
Kenapa Adam dan Hawa mesti memakan buah khuldi yang menyebabkan mereka diturunkan ke dunia???
Kenapa tidak langsung saja manusia diciptakan di dunia???
Jika Alloh hanya menciptakan manusia, bisa saja manusia dihidupkan di surga seperti nenek moyangnya, Adam dan Hawa. Tetapi kenapa kemudian Adam dan Hawa akhirnya hidup di dunia melalui sebuah kesalahan karena memakan buah khuldi… ???
Dengan tetap bersandar pada keyakinan kita bahwa Alloh tidak ditanya tentang yang Dia lakukan, tetapi kita yang akan ditanya apa yang telah kita lakukan selama kita hidup di dunia ini, mungkin kita akan ditanya kenapa bertanya pertanyaan seperti di atas. Bisa jadi pertanyaan seperti itu adalah bid’ah (namun bukan berarti tidak boleh). Sehingga yang bisa kita lakukan hanyalah berusaha mengambil hikmah. Karena setiap yang kita lakukan akan dimintai pertanggungjawaban, semoga Allah membimbing kita dengan hidayah.
Kesalahan yang dilakukan Adam dan Hawa menunjukkan bahwa manusia memang tempatnya salah dan lupa. Adam dan Hawa akhirnya memakan buah khuldi karena pengaruh dari setan yang membisikkan kebohongan dan angan-angan pada keduanya. Setan bahkan memasuki aliran darah, yang dengan itu bisa mengendalikan pikiran dan perasaan manusia, tentu dengan diarahkan kepada kejahatan dan kebohongan. Sehingga perlu kita sadari bahwa setan begitu dekat dengan kita, manusia yang menjalani kehidupan di alam dunia ini. Bahkan setan ada dalam aliran darah kita, dalam tubuh kita, dalam pikiran dan perasaan kita.
Maka syaitan membisikkan pikiran jahat kepada keduanya untuk menampakkan kepada keduanya apa yang tertutup dari mereka yaitu auratnya dan syaitan berkata: “Tuhan kamu tidak melarangmu dan mendekati pohon ini, melainkan supaya kamu berdua tidak menjadi malaikat atau tidak menjadi orang-orang yang kekal (dalam surga).” (QS. Al-A’raaf [7]: 20).
Untuk dapat menyeleksi mana pikiran dan perasaan yang sudah dipengaruhi setan, adalah dengan menggunaakan filter yang suci, murni dan dapat membedakan yang haq dan yang batil, yaitu Alqur’an dan Sunnah Rasulullah saw. Apabila terlintas pikiran dan perasaan yang bertentangan dengan Alqur’an dan Sunnah, maka kita akan mampu menolaknya. Karena kebenaran sejati dan diridhai Allah adalah yang terdapat dalam Alqur’an dan Sunnah, meskipun pikiran dan perasaan kita menilai bahwa pikiran dan perasaan kita yang benar. Karena Alqur’an bersumber dari Yang Maha Suci dan Maha Benar, sementara Sunnah berasal dari manusia yang ma’shum, sementara pikiran dan perasaan kita sangat mungkin telah terpengaruh kejahatan setan.
Kenapa buah khuldi dilarang untuk dimakan???
Poin penting sebenarnya bukan pada buah khuldinya, melainkan pada hal yang dilarang dan diperintahkan Allah. Buah khuldi adalah sarana/fasilitas untuk menentukan patuh dan tidaknya Adam dan Hawa. Dalam hidup kita di dunia ini, banyak sekali ‘buah khuldi-buah khuldi’ untuk menguji kita apakah kita patuh, lalai atau membangkang perintah dan larangan Allah. Jika dipahami bahwa semua yang ada di surga adalah baik, maka Allah memberikan batasan dengan adanya buah khuldi tersebut. Allah berkehendak menciptakan sesuatu dan menetapkan sunnatullah. Adalah hak Allah untuk menentukan konsekuensi bagi Adam dan Hawa apabila memakan buah khuldi tersebut.
…dan janganlah kamu berdua mendekati pohon ini, lalu menjadilah kamu berdua termasuk orang-orang yang zalim. (QS Al-A’raaf [7]: 12).
Karena manusia bukan malaikat, karena Adam dan Hawa bukan malaikat. Malaikat diciptakan untuk bertakwa, patuh dan tidak diberi potensi nafsu untuk membangkang, melanggar atau melawan perintah Allah. Berbeda dengan manusia yang diberi potensi patuh atau melawan, tunduk atau membangkang.
Firman Allah swt:
Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya (Q.S. Asy Syams [91]: 8).
Justru dengan dua potensi ini manusia memiliki kesempatan untuk lebih mulia dari malaikat atau lebih hina dari setan. Kita dapat lebih mulia dari malaikat apabila kita menaati perintah Allah, walaupun kita punya potensi untuk membangkang. Sebaliknya kita justru bisa lebih hina dari setan apabila kita melanggar larangan Allah dan tidak menjalankan perintah-Nya, sementara kita punya potensi untuk taat/taqwa.
Kita hendaknya setiap saat menggugah kesadaran bahwa setan akan selalu membisikkan pikiran jahat pada kita selama hidup di dunia untuk melakukan hal yang menyebabkan kita tidak pulang ke rumah asal kita yaitu surga. Sejak bangun tidur, dibisikkan jangan bangun untuk shalat shubuh, ketika makan dibisikkan untuk lupa syukur, ketika melakukan aktivitas apapun, setiap detik, setiap detak jantung, setiap hembusan nafas, setan selalu membisikkan pikiran jahat. Setiap waktu setan membisikkan pikiran jahat pada kita.
Akhirnya kita tahu kenapa Adam dan Hawa tidak diciptakan dan langsung hidup di dunia. Karena memang alam dunia ini bukanlah tempat tinggal kita yang sesungguhnya. Alam dunia adalah titik awal untuk menentukan perjalanan selanjutnya apakah kita akan kembali ke tempat asal kita sebenarnya yaitu surga atau tersesat menuju neraka. Dunia dikatakan titik, sedangkan fase selanjutnya adalah garis tanpa ujung,
karena memang dunia terbatasi oleh dimensi ruang dan waktu, memiliki awal dan akhir sehingga tidak kekal. Sedangkan akhirat tak lagi terbatas waktu, sehingga di sana kita kekal pada tempat tinggal kita, surga atau neraka.
…mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. (Q.S. Ath Thalaaq).
Bahkan jika hanya dibandingkan dengan fase setelah kematian menuju surga atau neraka, yaitu alam kubur, di padang mahsyar (dihisab, dibagikan catatan amal, ditimbang) dan shirat, waktu hidup kita di dunia masihlah terlalu amat sangat singkat sekali.
…(mereka merasa di hari itu) seakan-akan mereka tidak pernah berdiam (di dunia), melainkan hanya sesaat di siang hari,…(Q.S. Yunus)
.
Berkaitan dengan hal ini, Rasulullah saw. telah berpesan kepada kita:Perbaharuilah perahu, sungguh laut itu dalam.Bawalah bekal secara sempurna, sungguh perjalanan itu panjang.Ringankanlah bawaan, sungguh perjalanan menuju puncak amat berat.Murnikan amal, sungguh Allah selalu melihat amal kita.
Ketika Abu Bakar bertanya: ”Rasulullah, apa kunci keselamatan umat ini?” Rasulullah saw. menjawab: ”Orang yang menerima dariku kalimat yang aku tawarkan pada pamanku tapi dia menolaknya (dua kalimat syahadat), kalimat itu adalah kunci keselamatannya.”
Wallohu A’lam