Oleh Ali Akbar Bin Agil
Usai mengantar hadiah Bakpia Pathok khas Jogja mendadak ada telepon masuk ke HP saya. Seorang yang familiar namanya muncul di layar. Saya angkat. Di ujung telepon, orang tersebut mengawali curahan hati dalam dirinya, “Assalamu`alaikum.”
“Wa`alaikumus salaam,” jawab saya
“Aku hancur. Aku habis, bis, bis… Tolong doakno aku. Aku wes entek satus juta gae ngeluarno (aku sudah menghabiskan seratus juta untuk mengeluarkan) anakku. Tolong doakno (doakan) aku biar diberi kekuatan sama Allah menghadapi cobaan ini,” katanya dengan suara serak menahan emosi yang menggumpal.
Kaget tidak kepalang tanggung. Mendengar suaranya saja, dapat saya bayangkan guratan kesedihan di raut wajahnya. Kesedihan atas nasib anaknya yang tengah berada di hotel prodeo akibat tertangkap mengonsumsi narkoba jenis ganja.
Sang ayah yang meski termasuk cukup mampu, ia harus membanting tulang lebih keras, memeras keringat lebih deras, untuk mengeluarkan anak yang tentunya ia sayangi. Jutaan rupiah ia keluarkan dan berikan pada sosok-sosok yang bisa mengeluarkan anaknya dengan lekas.
Apa yang bisa diperbuat oleh sang ayah ini sementara sang istri tidak bisa berbuat apa-apa selain derai air mata yang mengucur deras dari kedua matanya membahasi kedua pipinya yang tampak mulai keriput. Tak henti-hentinya doa di waktu siang dan malang ia haturkan kepada Allah, “Ya Allah, tolong keluarkan anakku!”
Sungguh kasihan nian nasib sang ayah. Bertahun-tahun ia membangun bisnisnya, menghidupi keluarga dengan tanpa mengenal lelah. Dalam sekejap hilang dengan sebuah kasus: Narkoba. Betapa jahat manusia-manusia yang menjadi pengedar. Ia layak dihukum mati. Betapa banyak korban Narkoba di sekitar lingkungan kita. Hampir saban hari, kita disuguhi berita penangkapan pemakai dan pengedarnya. Namun, hingga detik ini, keluarga kita masih belum aman dari intain barang haram satu ini.
Akibat Narkoba, ayah-ibu bercerai, keluarga berantakan, cekcok mulut terjadi di tiap waktu, anak-anaknya tercerai-berai dari dekapan kasih sayang, bahkan akhirnya ada yang merenggang nyawa!
Sungguh benar sabda Rasulullah SAW, “Minuman keras adalah induk segala kejahatan.” Narkoba masuk kategori barang yang memabukkan. Orang yang kehilangan akal sehatnya, bisa berbuat sekena hatinya, tingkah lakunya nekat. Mencuri, merampok, atau mambunuh tidak segan ia lakukan untuk memuaskan ketergantungan pada barang yang telah mengorbankan berjuta-juta anak bangsa ini.
“Iya, Pak, sabar. Insya Allah saya doakan sampean, semoga persoalan yang sedang bapak hadapi segera menemukan jalan keluar yang terbaik. Jangan kucilkan anak sampean nanti setelah keluar dari penjara. Tarik dan dekaplah ia dengan kasih sayang yang penuh kehangantan. Pangkulah ia dalam kerinduan. Ciptakan lingkungan yang sejuk. Jangan pojokkan. Beri semangat. Doa orangtua Insya Allah mustajab….”
Air mata sang bapak terdengar mengalir sesunggukan…Ya Allah, betapa kasihan ayah ini . . . Betapa kasihan ibu itu.. Betapa kasihan isteri itu.. Betapa kasihan anak-anak itu.. Betapa kasihan keluarga itu.. Oh betapa kasihan mereka semua.. Ya Allah, berilah mereka jalan keluar.. Ya Allah, selamatkan keluarga kami dan kaum muslimin dari semua perbuatan yang mendatangkan murkaMu…
Bersabarlah wahai ayah dan ibu, semoga ini adalah pilihan Allah yang terbaik untuk anakmu.. Bersabarlah wahai anak-anak, doakan ayahmu semoga kelak mampu membahagiakan kalian.. Ingatlah selalu, sesudah kesulitan pasti datang kemudahan dan sesudah kesempitan pasti datang kelapangan.. Semoga masa depan kalian semua cerah dan tataplah masa depan dengan penuh harap kebaikan dari Allah Yang Maha Rahman..
“Wa`alaikumus salaam,” jawab saya
“Aku hancur. Aku habis, bis, bis… Tolong doakno aku. Aku wes entek satus juta gae ngeluarno (aku sudah menghabiskan seratus juta untuk mengeluarkan) anakku. Tolong doakno (doakan) aku biar diberi kekuatan sama Allah menghadapi cobaan ini,” katanya dengan suara serak menahan emosi yang menggumpal.
Kaget tidak kepalang tanggung. Mendengar suaranya saja, dapat saya bayangkan guratan kesedihan di raut wajahnya. Kesedihan atas nasib anaknya yang tengah berada di hotel prodeo akibat tertangkap mengonsumsi narkoba jenis ganja.
Sang ayah yang meski termasuk cukup mampu, ia harus membanting tulang lebih keras, memeras keringat lebih deras, untuk mengeluarkan anak yang tentunya ia sayangi. Jutaan rupiah ia keluarkan dan berikan pada sosok-sosok yang bisa mengeluarkan anaknya dengan lekas.
Apa yang bisa diperbuat oleh sang ayah ini sementara sang istri tidak bisa berbuat apa-apa selain derai air mata yang mengucur deras dari kedua matanya membahasi kedua pipinya yang tampak mulai keriput. Tak henti-hentinya doa di waktu siang dan malang ia haturkan kepada Allah, “Ya Allah, tolong keluarkan anakku!”
Sungguh kasihan nian nasib sang ayah. Bertahun-tahun ia membangun bisnisnya, menghidupi keluarga dengan tanpa mengenal lelah. Dalam sekejap hilang dengan sebuah kasus: Narkoba. Betapa jahat manusia-manusia yang menjadi pengedar. Ia layak dihukum mati. Betapa banyak korban Narkoba di sekitar lingkungan kita. Hampir saban hari, kita disuguhi berita penangkapan pemakai dan pengedarnya. Namun, hingga detik ini, keluarga kita masih belum aman dari intain barang haram satu ini.
Akibat Narkoba, ayah-ibu bercerai, keluarga berantakan, cekcok mulut terjadi di tiap waktu, anak-anaknya tercerai-berai dari dekapan kasih sayang, bahkan akhirnya ada yang merenggang nyawa!
Sungguh benar sabda Rasulullah SAW, “Minuman keras adalah induk segala kejahatan.” Narkoba masuk kategori barang yang memabukkan. Orang yang kehilangan akal sehatnya, bisa berbuat sekena hatinya, tingkah lakunya nekat. Mencuri, merampok, atau mambunuh tidak segan ia lakukan untuk memuaskan ketergantungan pada barang yang telah mengorbankan berjuta-juta anak bangsa ini.
“Iya, Pak, sabar. Insya Allah saya doakan sampean, semoga persoalan yang sedang bapak hadapi segera menemukan jalan keluar yang terbaik. Jangan kucilkan anak sampean nanti setelah keluar dari penjara. Tarik dan dekaplah ia dengan kasih sayang yang penuh kehangantan. Pangkulah ia dalam kerinduan. Ciptakan lingkungan yang sejuk. Jangan pojokkan. Beri semangat. Doa orangtua Insya Allah mustajab….”
Air mata sang bapak terdengar mengalir sesunggukan…Ya Allah, betapa kasihan ayah ini . . . Betapa kasihan ibu itu.. Betapa kasihan isteri itu.. Betapa kasihan anak-anak itu.. Betapa kasihan keluarga itu.. Oh betapa kasihan mereka semua.. Ya Allah, berilah mereka jalan keluar.. Ya Allah, selamatkan keluarga kami dan kaum muslimin dari semua perbuatan yang mendatangkan murkaMu…
Bersabarlah wahai ayah dan ibu, semoga ini adalah pilihan Allah yang terbaik untuk anakmu.. Bersabarlah wahai anak-anak, doakan ayahmu semoga kelak mampu membahagiakan kalian.. Ingatlah selalu, sesudah kesulitan pasti datang kemudahan dan sesudah kesempitan pasti datang kelapangan.. Semoga masa depan kalian semua cerah dan tataplah masa depan dengan penuh harap kebaikan dari Allah Yang Maha Rahman..