“Awaluddin makrifatullah”, awal beragama adalah mengenal Allah Azza wa Jalla (ma’rifatullah).
Mengenal Allah Azza wa Jalla dapat didalami dalam ilmu Tauhid seperti memahami Aqidatul Khomsin, Lima puluh Aqidah sebagaimana yang telah kami uraikan dalam tulisan pada http://mutiarazuhud.wordpress.com/2011/07/07/lima-puluh-aqidah/
Mengenal Allah Azza wa Jalla dapat didalami dalam upaya mencapai keadaan berma’rifat, salah satu uraian dapat diketahui dalam tulisan pada http://mutiarazuhud.wordpress.com/2011/07/01/marifatullah/ Dalam tulisan tersebut dapat dibedakan antara ibadah sholat sekedar ritual bagaikan robot dengan ibadah sholat yang dikatakan oleh Rasulullah bahwa “Ash-shalatul Mi’rajul Mu’minin“, “sholat itu adalah mi’rajnya orang-orang mukmin“.
Rasulullah bersabda “Akan tiba suatu masa dimana tiada tersisa dari Islam kecuali namanya, dari agama kecuali ritualnya” Ritual bagaikan robot atau sekedar melepaskan kewajiban.
Akhir atau tujuan beragama adalah berakhlakul karimah atau menjadi muslim yang sholeh (sholihin) atau muslim yang Ihsan (muhsin/muhsinin).
Rasulullah menyampaikan yang maknanya “Sesungguhnya aku diutus (Allah) untuk menyempurnakan Akhlak.” (HR Ahmad).
Parameter atau indikator telah beragama dengan baik dan benar adalah berakhlak baik.
Berakhlak buruk adalah mereka yang memperturutkan hawa nafsu.
Segala yang memperturutkan hawa nafsu adalah kesesatan.
Firman Allah Azza wa Jalla yang artinya “…Janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah..” (QS Shaad [38]:26 )
Orang yang memperturutkan hawa nafsu adalah termasuk yang tidak Ihsan.
Mereka yang tidak meyakini bahwa Allah Azza wa Jalla melihat segala sikap dan perbuatan manusia.
Muslim yang berakhlak baik adalah muslim yang Ihsan (muhsin/muhsinin) atau muslim yang sholeh (sholihin), muslim yang melihat Allah Azza wa Jalla dengan hati atau hakikat keimanan atau minimal muslim yang meyakini bahwa Allah Azza wa Jalla melihat segala sikap dan perbuatan manusia.
Dia (malaikat Jibril) bertanya lagi, ‘Wahai Rasulullah, apakah ihsan itu? ‘ Beliau menjawab, ‘Kamu menyembah Allah seakan-akan kamu melihat-Nya, maka jika kamu tidak melihat-Nya maka sesungguhnya Dia melihatmu.’ (HR Muslim)
http://www.indoquran.com/index.php?surano=2&ayatno=2&action=display&option=com_muslim
http://www.indoquran.com/index.php?surano=2&ayatno=2&action=display&option=com_muslim
إن رجلاً سأل رسول الله عليه السلام فقال أي المسلمين خير فقال من سلم الناس من لسانه ويده
”Musllim yang bagaimana yang paling baik?” Seorang lelaki bertanya pada Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam.
“Ketika orang lain tidak (terancam) disakiti oleh tangan dan lisannya” Jawab Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam.
Wassalam
Zon di Jonggol, Kab Bogor 16830