Sebenarnya makam setiap harinya menyeru dengan suara yang fasih dan lancar, “Hei manusia! Bagaimana bisa kalian lupa kepadaku. Apakah kalian tidak tahu kalau aku adalah tempat kesendirian, tempat ketakutan, tempat keterasingan, tempat ketakutan, tempat ulat dan tempat yang sempit, kecuali bagi orang yang allah telah membuatnya lapang.” Hadits Nabi telah menjelaskan kepada kita seperti itu, seperti yang telah diriwayatkan oleh al Thabrani dari Abu Hurairah ra.
Dan juga telah diriwayatkan oleh Abu Ya’la dan al Thabrani dari Abu al Hajjaj al yamani, bahwa Rasulullah saw bersabda, “Makam akan berkata kepada mayit ketika mayit itu ditaruh didalamnya, “Celakah kamu, hei manusia! Apa yang telah menipumu dariku? Apakah kamu tidak tahu kalau aku adalah rumahnya fitnah dan tempatnya kegelapan. Apa yang telah menipumu ketika kamu melewati aku dengan sombong.” Jika mayit itu adalah orang yang beramal sholeh, maka akan ada yang menjawab perkataan makam itu, “Lalu bagaimana menurutmu jika dia adalah orang yang beramar ma’ruf dan bernahi munkar?” Makam akan menjawabnya, “Jika dia seperti itu, maka aku akan menjadi hijau untuknya, jasadnya akan kembali dalam keadaan bersinar dan ruhnya akan naik menemui Tuhan semesta alam.”
Telah diceritakan, ketika Fatimah al Zahra’ binti Rasulullah meninggal, maka yang membawa jenazahnya kemakama adalah empat orang yaitu suaminya, yaitu Ali, kedua anaknya, yaitu Hasan dan Husein, dan Abu Dzarr al Ghifari. Ketika mereka menaruhnya dipinggir makam, Abu Dzarr berdiri dan berkata, “Hei kubur! Apakah kamu tahu siapa yang akan memasuki kamu? Dia adalah Fatimah al Zahra’ putri Rasulullah saw, istri Ali yang diridloi dan ibu hasan dan Husein.” Kemudian mereka para sahabat mendengar suara dari dalam kubur, “Aku bukanlah tempat nasab dan keturunan. Sesungguhnya aku adalah tempatnya amal yang sholeh, sehingga tidak akan bisa selamat dariku kecuali orang yang banyak kebaikannya, hatinya selamat dan amalnya murni karena Allah.”
(Seperti yang telah dijelaskan dalam Misykah al Anwar)