Acromz Brebez
Assalamualaikum
Bolehkah meminta imbalan uang bila kita mengobati orang sakit mlalui doa dan ayat-ayat suci Al Qur'an ?
Serius tolong dijawab mbah!
JAWABAN
>> Hadlro Maut: boleh Mas, ibarot nyusul
>> Chabib Musthofa: Mendengar ceramahnya Habib Novel Alaydrus
sewaktu mengisi acara khatmul quran di Madrasah Murottilil Quran Jet
Tempur.beliau mengatakan SANGAT SANGAT BOLEH... Inti ceramah yg saya
hafal itu aja, ibarotnya panjang. Males ketik via hp.
Mari kita tunggu para admint.
>> Masaji Antoro:
BOLEH dan termasuk akad JU’ALAH (upah, komisi) atau akad IJAARAH (sewa jasa)
Keterangan diambil dari :
قال الزركشي ويستنبط منه جواز الجعالة على ما ينتفع به المريض من دواء
أو رقية وإن لم يذكروه وهو متجه إن حصل به تعب وإلا فلا أخذا مما يأتي شرح
م ر
Berkata az-Zarkasyi “darinya dapat diambil kesimpulan bolehnya
menarik upah dari hal yang dapat bermanfaat bagi orang sakit baik
berupa obat atau ruqyah (pengobatan dengan doa-doa secara syar’i) bila
mengobatinya terdapat kesulitan bila tidak maka tidak boleh
Hasyiyah al-Bujairomi III/238, Majmuu’ ala al-Muhaddzab XV/116, Hasyiyah ar-ramli II/439, Nihayah al-Muhtaaj V/465
_________________________
تجوز الجعالة على الرقية بالجائز كالقرآن ، والدواء كتمريض مريض وعلاج دابة
Boleh mengambil upah dari pengobatan ruqyah memakai hal yang
dilegalkan seperti (bacaan) alQuran dan obat semacam untuk menyembuhkan
orang sakit atau untuk mengobati binatang ternak
Bughyah al-Mustarsyidiin I/350
___________________________
( فَرْعٌ ) تَجُوزُ الْجَعَالَةُ عَلَى الرُّقْيَةِ بِجَائِزٍ كَمَا
مَرَّ وَتَمْرِيضِ مَرِيضٍ وَمُدَاوَاتِهِ ، وَلَوْ دَابَّةً ثُمَّ إنْ
عَيَّنَ لِذَلِكَ حَدًّا كَالشِّفَاءِ وَوُجِدَ اسْتَحَقَّ الْمُسَمَّى
وَإِلَّا فَأُجْرَةَ الْمِثْلِ .
CABANG
Boleh mengambil upah dari pengobatan ruqyah memakai hal yang
dilegalkan seperti keterangan yang lalu dan menyembuhkan/ mengobati
orang sakit meskipun (yang sakit) binatang ternak
Bila upahnya ditentukan berupa hal tertentu dan si sakit
berhasildisembuhkan maka ia berhak mendapatkan upah (yang ditentukan)
sedang bila kesembuhannya tidak didapatkan maka ia hanya berhak
mendapatkan ujrah mitsli (upah wajah atas sebuah jasa)
Tuhfah al-Muhtaaj XXVI/468, Hasyiyah al-Jamal VII/508
_____________________________
( قَوْلُهُ لِعَدَمِ الْمَشَقَّةِ ) يُؤْخَذُ مِنْهُ صِحَّةُ
الْإِجَارَةِ عَلَى إبْطَالِ السِّحْرِ ؛ لِأَنَّ فَاعِلَهُ يَحْصُلُ لَهُ
مَشَقَّةٌ بِالْكِتَابَةِ وَنَحْوِهَا مِنْ اسْتِعْمَالِ الْبَخُورِ
وَتِلَاوَةِ الْأَقْسَامِ الَّتِي جَرَتْ عَادَتُهُمْ بِاسْتِعْمَالِهَا
(Keterangan karana tidak terdapat kesulitan) dari sini disimpulkan
sahnya mensewakan jasa untuk menolak sihir karena terdapat kesulitan
bagi pelakunya (dalam menjalankan profesinya) dengan menulis, membakar
kemenyan dan membaca doa-doa yang biasa dilakukan dalam menangani
gangguan sihir.
Hasyiyah al-Bujairomi III/169
Wallaahu A'lamu Bis showaab
(http://www.facebook.com/groups/piss.ktb/doc/265557536800395/)