Oleh: Jum'an Basalim
Apakah judul diatas nampak tendensius,
bombastis atau berbau tuduhan dan kebencian? Mungkin! Tetapi tanpa
mengada-ada ketiga atribut itu memang mempunyai hubungan satu sama lain.
Psikopat artinya sakit jiwa tapi bukan gila seperti dalam pengertian
sehari-hari karena seorang psikopat sadar sepenuhnya atas perbuatannya
atau gila tanpa gangguan mental. Mereka juga sering disebut sosiopat
karena perilakunya yang antisosial dan merugikan orang disekelilingnya.
Menurut penelitian 1% penduduk dunia mengidap psikopati. 80% dari mereka
hidup bermasyarakat bersama kita, sedang sisanya ada yang dipenjara
atau rumah sakit jiwa. Psikolog Robert Hare dari Univ. British Columbia
Kanada adalah pakar dalam psikopati yang terkenal karena penelitiannya
yang lama dan juga mendalam, dan telah menciptakan suatu "Psychopath
Cheklist" - 111 daftar pertanyaan untuk mendiagnosa psikopati. Checklist
itu tak hanya berguna dan banyak dipakai untuk pemeriksaan narapidana
atau pasien Rumah Sakit Jiwa, tetapi manjur juga untuk menilai karakter
para eksekutif perusahaan atau pimpinan partai politik sekalipun.
Psikolog Paul Babiak yang telah mengevaluasi ciri-ciri psikopat dari 203
profesional dari perusahaan-perusahaan Amerika dalam sebuah pelatihan
management dengan menggunakan checklist itu mendapati bahwa 1 dalam 25 (
4%) dari mereka adalah psikopat. Persentase ini cukup tinggi mengingat
dikalangan orang biasa hanya 1% yang psikopat. Jadi kalau dikatakan
bahwa banyak manajer yang psikopat tidaklah salah-salah amat.
Menurut
peneliti itu ciri seorang psikopat adalah kurangnya naluri moral,
tetapi mereka mampu menutupinya dengan kemapuan alami untuk mempesona
dan memanipulasi orang disekitarnya. Psikopat yang hidup dalam keluarga
yang penuh masalah sering berakhir menjadi penipu dan penjahat yang
kejam, tetapi mereka yang hidup dalam keluarga bahagia dan berpendidikan
bisa mnyesuaikan diri dengan lingkungannya dan karena bakat pesona dan
manipulasinya, meniti jenjang karir yang tinggi ditempat kerja mereka.
Jadi sebagian besar psikopat sulit kita kenali. Kata Paul Babiak, anda
bisa hidup bersama, atau bahkan menikah dengan seorang psikopat lebih
dari 20 tahun tanpa mengetahui bahwa dia sakit jiwa. Anda yakin dia
orang baik padahal dikantornya mungkin ia tega memecat banyak karyawan
untuk menaikkan sedikit keuntungan perusahaan demi mempesona atasannya
-untuk mencapai kedudukan yang lebih tinggi lagi. Seorang manajer bank
yang psikopat lebih suka meluluskan kredit untuk perusahaan yang nakal,
karena mereka lebih mudah dipermainkan dan dan dimanipulasi. Kalau
melihat banyaknya ketidak beresan dalam penyaluran kredit bank dan
pimpinan yang korup mungkin hasil penelitian Babiak memang benar: banyak
pimpinan perusahaan yang psikopat!
Mengingat dan 4% dari
pemimpin bisnis yang psikopat dan hanya 1% dari orang-orang biasa yang
psikopat dapat dikatakan bahwa kegilaan lebih kuat dibanding akal sehat
dan lebih besar pengaruhnya dalam kehidupan masyarakat. Itulah anomali
yang membentuk dunia kita, kata Robert Hare. Bila dilihat dari pengaruh
para psikopat di Amerika sebagai contoh, ia mengatakan bahwa
kapitalisme dengan segala kekejamannya adalah manifestasi dari
psikopaty. Rasanya kalimat "Manager Kapitalis! Psikopat lu!" memang
telak untuk mengumpat beberapa atasan kita karena ketiga atribut itu
memang berkaitan.