Oleh Zainal Fanani
Ketika sedang mengunjungi situs web PBNU,seketika
itu mata saya langsung melotot ke kolom Humor.Dalam kolom itu
sebenarnya banyak anekdot-anekdot lucu,tapi yang menurut saya sekarang
lagi ngetren dan kontekstual--dalam istilah kang Said--adalah seputar
pancasila.
sudah jamak diketahui bahwa di indonesia sangat
beragam,prulari,untuk tidak berkata prularisme, dalam berbagai tentang
hal.diantaranya adalah bahasa.anekdot singkat berikut setidaknya akan
memperbincangkan kesalahfahaman tentang bahasa kaitannya dengan
pancasila.Selamat menyantab dan mantab:
Suatu hari, para
kiai seluruh Madura bermusyawaroh, membicarakan tema Pancasila dan
Islam. Saat malam tiba, sesi pembacaan keputusan dimulai.
"Bismillahirohmannirohim," seorang kiai berjubah memulai membacakan
kesepakatan.
"Berdasarkan musyawaroh para kiai dan alim
ulama, atas dasar menjalankan ajaran Islam, serta mendukung keputsan
PBNU beberapa waktu lalu, kami menyatakan.." lanjut kiai tadi.
1. Pancasila tidak bertentangan dengan Islam;
2. Orang Islam wajib melaksanakan keputusan ulil amri bahwa Pancasila adalah dasar negara.
Tapi,
kiai tadi belum selesai membaca, ada seorang kiai berbaju hitam di
belakang mengacungkan tangan, dan ngomong dengan lantang:
"Kiai, Pancasila harus ditangguhkan!"
Seisi
ruangan mendandak ribut, para kiai saling berpandangan. Lalu ada kiai
berdiri merespon, "Apa maksud Sampean, Kiai. Kita kan sudah sepakat
tentang Pancasila?"
"Lha iya, karena itu, Pancasila harus ditangguhkan! tegas kiai berbaju hitam tersebut, kali ini dengan mengepalkan tangan.
"Gimana
Sampean Kiai, kita kan sudah sepakat Pancasila itu asas negara dan
tidak bertentangan dengan Islam? Semua kiai dan PBNU sudah sepakat."
"Makanya, Pancasila harus ditangguhkan, karena kita semua sudah sepakat," ujar kita berbaju hitam itu tetap ngotot.
"ooo.. Maksud kiai itu Pancasila harus diperkokoh, dikuatkan, harus tangguh. Begitu kan Kiai? kata moderator.
"Nah, betul Sampean Pak Moderator. Pancasila ditangguhkan itu maknanya dikokohkan, dipertangguh.."
"Hahaha..
Penjelasan kiai berbaju hitam itu disambut gelak tawa. Seorang kiai
nyeletuk, "Maklum, dia belum pintar Bahasa Indonesia.." (By : HS)