Oleh: Jum'an
Mariam Sultana (30 th) adalah dosen
pada Departemen Matematika Universitas Urdu di Karachi. Berkat kerja
kerasnya selama 6 tahun terakhir, ia telah memperoleh gelar PhD dibidang
Astrofisika Extragalaxy dan menjadikannya wanita Pakistan pertama yang
meraih gelar tersebut. Salah satu penguji thesis doktoralnya adalah
Professor James Binney, ahli Astrofisika terkenal dari Universitas
Oxford Inggris dan Dr Ana Katrin Schenk pakar fisika dan astronomi dari
Universitas California. Kata Dr Binney, thesis Sultana merupakan karya
yang cukup berbobot dan dari aspek teknis sangat layak memperoleh gelar
doktor. Sepantasnya Mariam Sultana memperoleh kehormatan dan pujian dari
para mahasiswanya serta masyarakat Pakistan umumnya. Tetapi tidak
sepenuhnya demikian. Entah bagaimana banyak dari mereka menyalah-artika n bidang studinya yaitu Astronomi
Extragalactic dengan Astrologi yang berhubungan dengan ramal-meramal
nasib, yang mereka anggap haram. Bagaimanapun ia harus menghadapi
tuduhan dan kesalah-fahaman
itu dengan berulang-kali menjelaskan bahwa astrologi dan astronomi
adalah dua bidang yang sangat berbeda. Atronomi adalah ilmu tentang alam
semesta, tentang bintang-bintang ,
planet, dan galaksi. Astronomi berurusan dengan posisi, ukuran, energi,
komposisi, serta gerakan benda-benda langit. Sedangkan Astrologi
menyangkut penafsiran pengaruh posisi bintang-bintang p dan planet-planet terhadap sifat dan nasib
manusia; yang pantas saja kalau diharamkan oleh Islam. Sedangkan
astrofisika adalah cabang ilmu astronomi yang berhubungan dengan proses
fisik dan kimia yang terjadi pada bintang, galaksi, dan ruang antar
bintang. Atau cabang ilmu fisika yang mempelajari benda langit dan alam
semesta secara keseluruhan.
Sulit dipercaya, bagaimana mungkin
mahasiswa (dan orang tua mereka) di kota besar di Pakistan sampai ada
yang tidak tahu bedanya astronomi dan astrologi. Tetapi menurut
sejarahnya, pada zaman dulu astrologi dan astronomi adalah satu dan
disiplin yang sama dan hanya secara bertahap diakui terpisah dalam
filsafat Barat abad ke-17. Sejak abad ke-18 astrologi dan astronomi
telah dianggap sebagai disiplin yang benar-benar terpisah. Astronomi,
studi tentang benda dan fenomena di luar atmosfer bumi, adalah ilmu dan
disiplin yang secara luas dipelajari secara akademik. Astrologi, yang
menggunakan posisi benda-benda langit sebagai dasar untuk psikologi,
memprediksi kejadian yang akan datang, dan pengetahuan rahasia lainnya,
bukanlah ilmu dan biasanya didefinisikan sebagai bentuk ramalan.
Tahukah anda bahwa rumus sederhana anak-anak SMP untuk menghitung sisi
miring sebuah segi-tiga siku-siku adalah hasil pemikiran filosof besar
Yunani 6 abad sebelum Nabi Isa a.s yang bernama Pythagoras? Tetapi
bukankah sudah bukan zamannya lagi mengkaitkan segitiga siku-siku dengan
filsafat? Tetapi selalu ada orang yang fanatik dengan pentingnya
asal-usul. Astronomi, asal usulnya dari Astrologi jadi tetap saja haram.
Begitu mungkin anggapan segelintir umat Islam di Pakistan sana. Mereka
bukannya bodoh tapi justru lebih tahu dari kita yaitu bahwa Astronomi,
tadinya adalah Astrologi.
[http://m.facebook.com/notes/?id=1244030512&refid=17]