Oleh: Jum'an
Apakah anda lebih percaya bahwa dunia ini
sedang menuju kehancuran atau menuju kejayaan? Kebanyakan orang,
termasuk saya, lebih percaya pada yang pertama. Para sufi, alim-ulama,
dan para dai banyak yang memberitahu kita bahwa dunia makin lama makin
bobrok: kerusakan moral, kejahatan dan permusuhan semakin meningkat.
Ditambah dengan ancaman bahaya pemanasan global, kerusakan lingkungan
serta peperangan dimana-mana, maka semakin meyakinkan bahwa kita sedang
menuju kehancuran. Para ilmuwanpun banyak berpendapat bahwa bumi suatu
saat nanti tak akan kuat lagi menanggung beban menghidupi manusia.
Adakah usaha manusia untuk memperlambat atau menghentikan laju
kebinasaan itu? Mustahil rasanya bila manusia yang dibekali Tuhan dengan
potensi yang luar biasa membiarkan diri terseret arus menuju jurang
kehancuran begitu saja. Atau kita yang ketinggalan kereta tidak mengkuti
perkembangan dan telah terkondisi oleh semboyan 'kiyamat semakin
dekat'?
Andrew Cohen seorang pengamat dari Carleton University
in Ottawa, menerangkan bahwa setidaknya ada tiga buah buku penting yang
memuat pernyataan yang sangat berani dan provokatif tentang usaha
manusia kearah kebaikan: mereka mengatakan dengan tegas melalui
penelitian luas bahwa kondisi kehidupan di dunia kita meningkat secara
dramatis di hampir setiap ranah (domain) bagi umat manusia sepanjang
sejarah. Bahkan, mereka mengatakan bahwa masa depan kita terlihat lebih
cerah daripada yang kita bayangkan.
Dalam buku "Why Violence
is Declining" oleh Steven Pinker dijelaskan dengan rinci bahwa dalam
kurun waktu yang panjang, kekerasan telah menurun, dan bahwa hari ini
kita mungkin hidup di era paling damai sepanjang keberadaan kita sebagai
manusia. Penurunan tersebut, tentu saja belum mulus; tidak membawa
kekerasan turun ke titik nol, dan tidak dijamin akan berlanjut. Tapi itu
merupakan perkembangan jelas, terlihat pada skala dari milenium ke
milenium dari abad ke abad sampai tahun demi tahun; dari peperangan
sampai kekerasan terhadap anak-anak. Semua jelas menurun. Dalam buku
"How Prosperity Evolves" Dr. Matt Ridley menggambarkan bagaiman kondisi
kehidupan di bumi telah meningkat secara dramatis selama 50 tahun
terakhir. Pada tahun 2005 [dibanding 1955], rata-rata manusia
menghasilkan uang hampir tiga kali lipat, makan dengan 30% lebih banyak
kalori, kematian anak-anak turun tinggal sepertiganya dan harapan hidup
manusia meningkat 30% lebih panjang. Kemungkinan kematian akibat perang,
pembunuhan, melahirkan, kecelakaan, tornado, banjir, kelaparan, batuk
rejan, tuberkulosis, malaria, difteri, tifus, campak, cacar, atau polio
sangat menurun. Kemungkinan menderita kanker, penyakit jantung atau
stroke pada tiap usia juga menurun. Semua ini terjadi selama setengah
abad ketika populasi dunia meningkat lebih dari dua kali lipat. Dengan
standar apapun, ini merupakan pencapaian manusia yang mengagumkan Dan
dalam buku "The Future is Better Than You Think" (2012), Peter Diamandes
dan Steven Kotler memberikan penjelasan yang menarik bagaimana
kecepatan perkembangan teknologi yang luar biasa telah mempengaruhi masa
depan kita menjadi lebih baik dengan cara yang hampir tidak bisa
dibayangkan. Jika ramalan kemajuan dari berbagai bidang dan inovasi
teknologi itu benar, maka ini merupakan kabar baik yang akan
menyelamatkan umat manusia melalui prestasi manusia sendiri yang luar
biasa. Dan kita merasa lebih percaya diri menghadapi masa depan kita
bersama
Seandainya saja para sufi, alim ulama dan dai
memperhatikan dan mengapresiasi "kabar baik" tentang kemajuan ini dalam
wawasan mereka. Mungkin mereka bisa menginspirasi kita untuk tidak takut
masa depan, dan memberikan motivasi rohani yang lebih dalam bagi kita
untuk menciptakan masa depan yang lebih baik. Dengan dengan demikian
peran kita diberbagai bidang kehidupan terasa mendapat restu dari
mereka. Bagaimanapun mereka adalah panutan rohani kita.