Oleh: Jum'an
Pada hari Selasa 22 Mei, seorang
wanita Saudi yang sedang berjalan-jalan di sebuah mall besar di Riyadh.
Ia diikuti oleh beberapa orang Polisi Agama (Mutawa). Mereka minta agar
wanita itu keluar dari mall karena kedapatan memakai kutek (cat kuku).
Merasa kesal diminta keluar dari mall hanya karena memakai kutek, wanita
itu menantang para Mutawa itu dan mengatakan bahwa merekalah yang
seharusnya keluar dari mall. Ia bekali-kali bertanya mengapa mereka
mengikutinya, dan dalam kapasitas apa mereka melakukannya. "Pasti bukan
pemerintah yang menyuruh kalian. Pemerintah mengatakan tidak akan ada
lagi pelecehan terhadap perempuan" katanya sambil merekam insiden itu
dengan ponselnya dan belakangan ia poskan ke Youtube (disini). Wanita
itu menilpun polisi negara untuk mengatasi situasi dan melaporkan
kejadian itu. Ia melapor takut waktu pulang dari mall nanti mungkin para
Mutawa itu akan mengikutinya dalam mobil dan menabraknya seolah-olah
kecelakaan…………. . Kita stop
disini dulu untuk menyimak statement pihak Polisi Agama kepada media dan
kesaksian dari seorang simpatisan Polisi Agama berikut ini.
Pihak Polisi Agama memberitahu media bahwa insiden itu terjadi Selasa
malam 22 Mei 2012, dan mereka melaporkan ke atasan mereka, untuk
menindak wanita itu sesuai peraturan yg berlaku karena merekam dan
menyiarkan video anggota mutawa yang sedang bertugas. Mereka juga
menyampaikan bahwa Polisi Negara telah men-check rekaman cctv mall untuk
melihat kejelasan peristiwa tersebut. Adapun kesaksian dari simpatisan
Mutawa dibuat oleh Gharmoul Talal yang mengaku berada disana mengatakan:
Demi Allah, saya menyaksikan kejadian itu, wanita itu tidak sopan sama
sekali. Wajahnya hanya bertutup kerudung transparan diatas mulut.
Make-upnya tebal sekali. Ia memakai abaya dengan pinggang sempit, mirip
rok. Dia memakai earphone dari ponselnya dan dia menggoyang-goya ngkan badannya depan orang-orang
lelaki. Para mutawa menasihatinya dengan sopan dan hormat. Tiba-tiba dia
mengamuk dan berteriak-teria k
sampai semua orang mendengar. Para mutawa bertindak toleran dan sopan
sementara wanita itu merekam dengan ponselnya. Lalu ia duduk di bawah
eskalator dengan terus berteriak-teria k, menyilangkan kaki dan menggerakkannya dengan cara yang memalukan. Para
mutawa berdiri sekitar 4 meter demi kesopanan. Mereka menuntut agar
wanita itu meninggalkan mall dengan sopan dan hormat sementara
menghadapi penghinaan dan kata-kata kotor wanita itu seperti "Apakah
saya terlihat seperti wanita telanjang dimata kalian?”....... ....
Tetapi dilihat videonya, sejak
awal ia menanyakan apakah ia harus keluar mall karena cat kukunya, dan
pimpinan (syekh) mutawa itu mengiyakannya. Lalu ketika polisi tiba,
Syekh mutawa itu mengatakan bahwa wanita itu menghapus kuteknya. Wanita
itupun menunjukkan tangannya dan berkata bahwa itu tidak benar. Dan
syekh mengaku tidak pernah mengatakan apapun tentang make-up yang
terlalu tebal. Mula-mula mutawa itu mengatakan bahwa wanita itu tidak
boleh membuka wajahnya dan menyuruhnya berpakaian seperti wanita lain,
sambil menunjuk para wanita dengan wajah tertutup. Dalam video kedua
setelah polisi tiba, mutawa itu mengatakan bahwa ia juga keberatan
tentang lipstik yang dipakainya.
Hal lainnya dia dipersalahkan
karena merekam dan menyiarkan video pegawai pemerintah yang sedang
bertugas. Padahal ketika Menteri Pertanian sedang berbicara acuh-tak
acuh kepada penduduk atau ketika Duta Besar Saudi untuk Mesir berbicara
tidak hormat kepada seorang wanita, wartawan yang merekamnya dianggap
pahlawan. Bahwa mutawa itu lembut dan sopan, itu bohong, seperti
terlihat pada video itu. Dari awal syekh mutawa itu tidak hormat
berteriak padanya "Yallah, Yallah keluar dari mall, Yallah keluar!"
Para mutawa itu seolah-olah orang suci dan merupakan perwujudan dari
kehidupan Islam pada zaman Nabi (saw). Padahal cara seorang syekh mutawa
melangkah disekitar mall kelihatan angkuh dengan jubah mewah dan diapit
dua bawahanya. Mereka menikmati suasana orang ketakutan atas kehadiran
mereka dan kadang-kadang sambil meneror mereka. Jelas bukan perilaku
Nabi yang pernah kita baca.
Nabi (saw) dikenal karena
kerendahan hatinya, sikap tenang dan mengenakan pakaian biasa yang
sederhana. Dalam sebuah hadits, suatu kali Nabi (saw) sedang berada
bersama seorang sahabat ketika seorang wanita cantik datang untuk
menanyakan sesuatu kepada Nabi. Sahabat itu jelas terpesona pada
penampilan wanita itu, nampak dari cara menatapnya. Nabi bukannya
melecehkan wanita atau minta dia menutup wajahnya atau agar meninggalkan
lokasi seperti tindakan syekh mutawa di mall Ryadh. Beliau hanya
membalikkan wajah sahabatnya itu kearah lain. Begitu kisah yg ditulis
oleh blogger yang memakai nama Wanita Saudi dalam "Saudiwoman's Weblog
25 Mei 2012.
[http://m.facebook.com/notes/?id=1244030512&refid=17]