Oleh: Jum'an
Betapa tergantungnya manusia terhadap alam.
Tanpa matahari kita tidak bisa hidup. Tanpa air kita tidak bisa hidup.
Tanpa udara kita tidak bisa hidup. Pantaslah kalau orang zaman dulu ada
yang menyembah matahari dan memuja dewa air. Belum lagi ketergantungan
kita pada bahan-bahan kimia-hayati seperti karbohidrat, protein,
vitamin, hormon dan banyak lagi. Bila anda sempat membaca tulisan saya
"Ternyata Dermawan ada Hormonnya" (klik disini), anda tahu betapa hormon
tertentu mempengaruhi pikiran dan sikap kita. Paul Zak dari Claremont
University telah meneliti asal muasal biologis dari sifat dermawan
seseorang, terutama tentang peranan hormon perangsang syaraf yang
disebut oxytocin (oksitosin). Hasilnya membuktikan bahwa hormon ini
merupakan perangsang kedermawanan seseorang dengan membuka fikiran kita
menjadi lebih terhubung dan memahami dalam membaca keadaan orang lain
yang membuat kita, diantaranya, menjadi rela untuk menderma. Demikian
pula sebaliknya bila kita berderma sepenuh hati lillahi ta’ala tanpa
mengharap imbalan, akan merangsang kelenjar otak kita mengeluarkan
hormon oksitosin. Begitu imbal baliknya. Paul Zak menjuluki oksitosin
sebagai hormon Sumber Kasih dan Kesejahteraan. Kedermawanan, baik budi,
pengasih dan penuh tenggang-rasa adalah kwalitas utama dalam kehidupan
bermasyarakat.
Salah satu pemain lain dalam simfoni hormon
ditubuh kita selain oksitosin adalah testosteron. Testosteron terdapat
pada pria maupun wanita, sangat penting bagi kesehatan dan berfungsi
diantaranya membangkitkan nafsu syahwat, meningkatkan energi, menjaga
kekebalan tubuh dan melindungi tulang dari osteoporosis. Dikenal juga
sebagai hormon sex jantan utama, karena rata-rata pria menghasilkan 10
kali testosteron dari wanita.Tetapi Paul Zak juga tahu bahwa testosteron
dapat membuat orang melakukan hal-hal aneh. Dan sejujurnya, pria memang
lebih suka berbuat aneh-aneh, bukan perempuan. Testosteronlah yang
merangsang pengambilan risiko pada pria, kekerasan serta pemuasan
seksual yang melampaui batas. Tetapi diantara kita haruslah ada
orang-orang yang berani mengambil risiko dan bertindak keras. Kita butuh
orang-orang yang bersedia mempertaruhkan nyawa mereka dengan berlari ke
dalam gedung yang terbakar untuk menyelamatkan orang lain atau
mengorbankan nyawa mereka untuk melindungi wanita dan anak-anak.
Salah satu sifat testosteron adalah menghalangi aliran okstosin mecapai
reseptornya; terlihat dari pria muda (dengan kandungan testosteron 10
kali lipat) kurang bertenggang-ras a
dibanding wanita. Tetapi sifat lemah-lembut dan tenggang-rasa tidak
selalu merupakan hal yang baik. Betapa banyak orang yang tidak sanggup
membunuh tikus, memotong ayam atau menyembelih kambing. Tidak sampai
hati meninggalkan istri dan anak-anak untuk bertempur membela negara.
Kita membutuhkan orang-orang jenis lain yang tega melakukannya. Yaitu
orang-orang dengan testosteron tinggi. Ternyata bahwa mereka yang
memiliki testosteron yang paling tinggi adalah orang-orang yang umumnya
sanggup menghukum pemalas dan penipu. Sepanjang sejarah, dulu, kini dan
masa datang kita harus mengandalkan orang lain untuk tugas menjaga
kelangsungan hidup bermasyarakat. Yaitu mereka yang ber-testosteron tinggi yang sanggup mengambil risiko demi
keselamatan orang-orang yang penuh sopan santun dan tenggang-rasa yang
tidak mampu memikul bebannya sendiri. Terima kasih testosteron engkau
telah menjaga kestabilan masyarakat…… Maha suci Allah yang telah
menciptakannya.
[http://m.facebook.com/notes/?id=1244030512&refid=17]