Oleh: Jum'an
Cleve Backster, mantan spesialis
interogator CIA telah terbiasa menggunakan polygraph atau yang biasa
disebut lie detector yaitu alat untuk mengukur dan merekam perubahan
indikator fisiologis seperti tekanan darah, denyut jantung, pernafasan
dan konduktifitas kulit sementara orang itu diminta untuk menjawab
sejumlah pertanyaan. Prinsipnya jawaban yang bohong akan menghasilkan
respon fisiologis yang berbeda dengan jawaban yang jujur. Diilhami oleh
hasil penelitian ilmuwan India Sir J. C. Bose yang menemukan bahwa
tanaman dapat merasakan sesuatu dengan caranya sendiri, Backster
menghubungkan sensor polygraphnya pada sehelai daun tanaman pot diruang
kerjanya dan merekam getaran yang terjadi. Ketika ia menyiram pot itu
dengan air, jejak jarum polygraph berubah seperti pada gerak jarum
seismograf ketika terjadi gempa, tanda bahwa tanaman itu "merasakan"
asupan air itu. Lalu Backster memutuskan untuk melihat apa yang akan
terjadi jika ia menggertak tanaman itu, dan berfikir untuk menyalakan
korek api dekat daun dimana sensor tadi dipasang. Sebelum Backster
menyalakan koreknya, tanaman itu sudah lebih dulu menunjukkan reaksi.
Jarum polygraph itu jelas berubah getarannya. Ia bereaksi terhadap
fikiran Backster yang sedang merencanakan untuk menyakitinya. Menurut
penelitian lebih lanjut, niat Backster lah yang merangsang respon itu,
yaitu sebelum ia memikirkan untuk menyalakan korek api. Sebuah fenomena
ajaib dimana tanaman menunjukkan kemampuan yang tidak dimiliki oleh
manusia.
Bukti terbaru menunjukkan bahwa tanaman tidak
hanya dapat memahami dan menanggapi informasi dari luar tetapi juga
mengantisipasi bahaya dan tekanan yang akan datang. Demikian hasil
penelitian tim ilmuwan dari Ben-Gurion University di Israel. Para
peneliti dari Michigan State University juga menemukan bahwa tanaman
memiliki struktur saraf elementer, yang memungkinkan mereka merasakan
sakit. Tanaman mampu mengidentifikas i
bahaya, mengabarkan bahaya itu kepada tanaman lain dan menyusun
pertahanan terhadap ancaman yang dirasakan.
Sebenarnya orang
didesa saya, dalam dimensinya sendiri sudah mengetahui hal itu, seperti
saya ceritakan dalam "Nurani Mangga". Anda boleh percaya boleh tidak.
Ada saatnya ketika pohon jambu baru mau berbuah setelah diancam bakal
ditebang oleh pemiliknya. Dan pohon mangga yang baru mau berbuah setelah
ditancapkan paku pada batangnya. Saya percaya karena mendengarnya dari
beberapa tetangga yang mengaku telah melakukannya. Saya kira penyanyi
Ebiet G. Ade dalam hatinya percaya bahwa rumput yang bergoyang
sebenarnya dapat menjawab pertanyaan mengapa telah terjadi bencana,
ketika ia menyanyikan lagu "Berita kepada kawan": Kawan coba dengar apa
jawabnya. Coba kita bertanya pada rumput yang bergoyang… Hasil-hasil
penelitian diatas telah mendorong pemerintah Swiss menerbitkan Undang
Undang Hak Tanaman (Plant Bill of Rights) bahwa tanaman memiliki hak
perlindungan moral dan hukum, dan warga negara Swiss harus memperlakukan
mereka secara benar. Tanaman memang mempunyai nurani atau lebih
dramatisnya mempunyai sukma; sebut saja sukma nabati.
Kaum Vegetarian yang hanya mau menyantap tetumbuhan sebaiknya mengetahui
hal ini -bahwa tanaman juga merasakan sakit- sebelum mereka menuduh
bahwa makan daging hewan adalah kejam. Bagi saya tumis kangkung dan sate
kambing adalah bagian kemurahan Tuhan, yang memperuntukkann ya bagi untuk kita. Syaratnya jangan merusak
tanaman dan menggelonggong sapi (dipaksa minum berlebihan supaya
dagingnya tambah berat) sebelum dipotong, dan lakukan selalu dengan
bismillah.